Senin, 02 Desember 2013

Ulasan Pro-Kontra Babon Cetak


Berbicara tentang BABON CETAK, hal ini tidak terlepas dari hasil jerih payah Gregor Johan Mendell yang telah berjasa tuk menghasilkan suatu ilmu genetik yang kita anut sampai saat ini...
Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan:
- Memiliki pasangan sifat yang menyolok
- Bisa melakukan penyerbukan sendiri
- Segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
- Mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
- Mudah disilangkan


Dari hasil penelitiannya tersebut Mendell menemukan prinsip dasar genetika yang lebih dikenal dengan Hukum Mendell.
Nah... sekarang, apa hubunganny qt membicarakan ttg Si Mendell yg satu ini???
Qt membicarakan beliau untuk menjawab segala keraguan tentang Fenomena BABON CETAK yg selama ini kita dengar....
Mari kita “kupas” bersama...

Hukum Mendell ada 2, yaitu:

Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Contoh Penggunaan masing-masing Hukum

Hukum Mendel 1 :
Persilangan Monohibrid dengan dominansi.
Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif.

Perhatikan contoh berikut ini:
Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif.

P1 (Parental) : Mawar Merah x mawar putih
Genotif : MM mm
G (Gamet) : M m
F1 (Filial) : Mm (fenotif merah 100%)

P2 : F1 x F1
Mm x Mm
G : M dan m M dan M
F2 : MM (Merah), Mm (Merah), Mm (Merah), mm (Putih)
Rasio : 3 : 1

Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet
Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif.
Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih

P1 (parental) : Mawar Merah x mawar putih
Genotif : MM mm
G (Gamet) : M m
F1 (Filial) : Mm (Fenotif merah muda 100%)

P2 : F1 x F1
Mm x Mm
G : M dan m M dan M
F2 : MM (Merah), Mm (Merah muda), Mm (Merah muda), mm (Putih)
Rasio : 1 : 2 : 1

Hukum Mendell II
Hukum ini dikenal dengan Hukum Independent Assortment.. Seperti ini pernyataannya: “Bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya”. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji kisut warna hijau (resesif)

P1 : Bulat Kuning x kisut hijau
BBKK x bbkk
G : BK x bk
F1 : BbKk (fenotif bulat kuning 100%)

P2 : F1 x F2
BbKk x BbKk
G : BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk
F2 :
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Rasio F2 : Bulat Kuning (9) : Bulat Hijau (3) : Kisut Kuning (3) : Kisut Hijau (1)

Aplikasi Hukum Mendel pada Ayam Aduan kita:

Pastinya dalam aplikasi Hukum ini pada persilanyan ayam aduan kita menggunakan Hukum Mendel II karena ayam aduan kita mimiliki 2 atau lebih sifat yang berbeda 1 dengan yang lainnya...

Contoh :
Disilangkan Ayam jantan Bangkok berpostur tinggi berbulu hitam (dominan) dengan Ayam betina Bangkok berpostur pendek berbulu klawu (resesif)

P1 : Tinggi Hitam x Pendek Klawu
TTHH x tthh
G : TH x th
F1 : TtHh (fenotif Tinggi Hitam 100%)

P2 : F1 x F2
TtHh x TtHh
G : TH TH
Th Th
tH tH
th th
F2 :
TH Th tH th
TH TTHH TTHh ThHH TtHh
Th TTHh TThh TtHh Tthh
tH TtHH TtHh ttHH ttHh
th TtHh Tthh ttHh tthh

Rasio F2 : Tinggi Hitam (9) : Tinggi Klawu (3) : Pendek Hitam (3) : Pendek Klawu (1)

Terlihat bahwa sifat dominan pejantan sangat mendominasi apabila disilangkan dengan betina resesif. Maka dapat disimpulkan bahwa, BABON CETAK yang selama ini diperbincangkan sebenarnya adalah BETINA RESESIF yaitu betina yang memiliki kualitas sifat yang tidak dapat mendominasi sifat pejantan, sehingga dominasi sifat pejantan lebih mengunguli sifat betina..

Bagaimana cara mendapatkan Babon Resesif seperti ini???
Silahkan lakukan pencarian dengan metode menyilangkan pejantan dengan sifat unggul terhadap Babon yang anda miliki, apabila dalam turunan pertama Babon tersebut sifat mendominasi seperti sifat pejantan, maka dapat hampir dipastikan. Dan untuk mendapat kepastian 99%, kawinkan kembali Babon tersebut dengan pejantan lain yang memiliki sifat unggul yang berbeda dengan pejantan awal. Bila hasilnya tetap sama, yaitu turunan Babon tersebut tetapsifat didominasi seperti sifat pejantan, maka dapat dipastikan itulah BABON RESESIF atau istilah penghobby disebut BABON CETAK...

Kontra:
Sebelumnya definisikan dulu apa itu babon cetak?
1. Apakah babon yg mencetak sekedar warna dan penampilan paceknya sudah bisa disebut 'cetak'?
2. Ataukah sebutan babon cetak harus mencetak 100% mirip pacek baik penampilan, sifat dan karakternya? --> ini definisi yg sebagian besar dianut oleh hobiis di sini.
3. Apakah babon yg memiliki anak rata2 menang bisa disebut babon cetak?

1. Utk babon yg hanya cetak warna, ini sangat mungkin. Tapi inipun tidak bisa 100%, sesuai hukum teori mendel yg ditulis diatas.

2. Cetak 100% warna dan sifat, sepertinya tidak mungkin. Bagaimanapun tidak ada individu yg semua gen-nya 100% resesif homozigot (semua gen huruf kecil).

3. Babon yg anaknya banyak menang, ini juga mungkin saja. Tapi bukan berarti ia babon cetak seperti definisi yg kita pahami selama ini.
Menang itu banyak sekali variabel dan faktor penentunya. Bukan krn faktor internal genetik saja, bahkan sebagian besar disebabkan faktor external. Belum lagi faktor 'X' (keberuntungan).

Jadi menurut saya, yg paling mungkin itu adlh nomor 3. Yaitu babon yg rata2 menghasilkan anak bagus2. Pakai pacek manapun rata2 keluar bagus.
Ini berarti babon tsb tidak termasuk 'cetak' fisik dan sifat seperti definisi yg kita anut selama ini krn biasanya babon seperti ini pasti memberikan kontribusi sifat yg bagus pada anak2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *